Heronesia.com - Selain program naturalisasi sungai, Gubernur DKI Jakarta,
Anies Baswedan, memastikan normalisasi tetap dilakukan sebagai upaya
menanggulangi banjir. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta,
Teguh Hendarwan menyampaikan program normalisasi telah dianggarkan Rp 800
miliar melalui Dinas SDA sehingga tetap dilanjutkan.
"Program normalisasi tetap lanjut karena di anggaran
kami di Dinas Sumber Daya sudah dialokasikan Rp 1,3 triliun di mana Rp 800
miliar sekian untuk normalisasi, Rp 500 miliar untuk waduk. Masih lanjut
kok," kata dia di Balai Kota, Jumat (9/2).
Normalisasi akan difokuskan di tiga tempat yaitu Sungai
Pesanggrahan, Ciliwung, dan Sunter. Teguh mengatakan pihaknya mengejar proyek
ini agar segera tuntas.
Konsekuensi dari program normalisasi ini adalah adanya warga
yang akan direlokasi. Teguh mengatakan jumlah warga yang akan direlokasi cukup
banyak karena mencakup wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
"Pesanggrahan aja kan kita baru ambil wilayah selatan,
belum ke barat. Karena sebagian besar sudah masuk barat. Kita akan fokus di
selatan dan timur lokasinya. Kalau bidang per bidang kan meliputi berapa
kelurahan, beberapa kecamatan dan dua wilayah kota," sebutnya.
Saat ini tahapannya sedang dalam proses inventarisasi lahan
yang akan dibebaskan. Pihaknya menemukan data bahwa kebanyakan warga yang
tinggal di bantaran sungai tak memiliki hak atau bukti kepemilikan tanah atau
sertifikat. Hal ini menjadi salah satu kendala lambannya program normalisasi
ini.
"Kita butuh ketelitian terkait kelengkapan
administrasi. Karena uang yang kami berikan pada warga harus
dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Untuk itu pihaknya akan melibatkan mulai dari RT/RW, lurah,
camat, dan BPN dalam proses verifikasi data kepemilikan. Kendala lainnya ialah
banyaknya gugatan hukum soal sengketa lahan yang prosesnya panjang.
"Misalnya di Bidara Cina juga kan masih berproses, ada
gugatan. Ada class action. Akhirnya pembangunan inlet outlet di Bidara Cina
terhambat, yang semestinya bisa terealisasikan sejak 2013. Itu bisa kurangi
debit Kali Ciliwung bisa sampai 40 persen," kata Teguh. (merdeka)
Loading...

